GENTADEMOKRASI.CO.ID – Cara memainkan angklung berbeda dengan cara bermain alat musik tradisional lain. Memainkan angklung biasanya dilakukan dengan menggoyangkannya hingga tercipta bunyi yang khas. Angklung sendiri telah melanglang buana dan dinikmati tak hanya oleh masyarakat Indonesia namun juga dunia.
Dilansir melalui laman Portal Informasi Indonesia, angklung adalah alat musik yang terbuat dari bilah-bilah bambu yang telah tersusun sedimikian rupa sehingga ketika digoyangkan akan terdengar suara nyaring yang sangat istimewa.
Uniknya, cara memainkan angklung tidak bisa dilakukan sendirian melainkan harus berbarengan dengan banyak orang karena satu angklung hanya mewakili satu tangga nada saja.
Cara memainkan angklung
Cara memainkan angklung bisa dibilang cukup mudah. Pemain hanya perlu memegang angklung dengan satu tangan sementara tangan lainnya menggoyangkan angklung sampai terdengar suaranya.
Dilansir melalui laman Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, cara memainkan angklung memiliki tiga teknik yaitu:
1. Getar (kurulung), teknik ini adalah teknik memainkan angklung yang paling umum dipakai. Rangka dari angklung akan dipegang dengan satu tangan, sedangkan tangan lainnya bertugas untuk menggoyangkan angklung untuk menghasilkan suara.
2. Sentak (cetok), teknik untuk memainkan angkung ini adalah dengan menggunakan jari yang menarik tabung dasar angklung dengan cepat sehingga bunyi angklung akan terdengar satu kali saja.
3. Tengkep, teknik ini hampir mirip dengan teknik getar (kurulung) tetapi ada satu tabung bambu dari angklung yang ditahan sehingga tidak ikut bergetar.
Sejarah Angklung
Dalam jurnal berjudul Angklung: Dari Angklung Tradisional ke Angklung Modern (2012) oleh Rosyadi, alat musik angklung di Jawa Barat telah dimainkan sejak abad ke-7. Disebutkan pula bahwa angklung telah ada sejak zaman Kerajaan Sunda.
Bahkan, terdapat sebuah angklung yang diyakini telah berumur 600 tahun bernama angklung bungko asal Desa Bungko yang terletak di perbatasan Cirebon dan Indramayu.
Di Bogor, ada sebuah angklung bernama gubrag yang didasari oleh cerita rakyat setempat. Alkisah, kemarahan Dewi Sri menyebabkan bencana gagal panen. Untuk mengundang Sang Dewi agar turun dan memberikan berkah berupa kesuburan padi, warga kemudian melakukan ritual dengan pertunjukan seni angklung.
Terdapat pula cerita di kalangan masyarakat Sunda yang menyebutkan bahwa angklung kerap digunakan untuk melakukan ritual kepada Nyai Sri Pohaci yang mempersembahkan lagu dan syair agar kegiatan bertani serta cocok tanam mereka tidak ditimpa malapetaka.
Nah, lagu-lagu inilah yang disertai oleh pengiring yang terbuat dari tabuh bambu sederhana. Alat ini kemudian melahirkan struktur alat musik yang kita kenal sekarang ini sebagai angklung.
Dalam perkembangan selanjutnya, permainan alat musik angklung turut disertai dengan gerak tari untuk kebutuhan upacara penghormatan padi.
Nah itu dia tadi cara memainkan angklung dan sejarah singkat mengenai angklung. Wah, ternyata alat musik tradisional khas Jawa Barat ini memang sangat spesial ya!
(Sumber kumparan.com)